Menjemput Impian

Tak terasa 3 bulan sudah aku merantau ke Jakarta. Berawal dari keinginan hijrah ke Jakarta lagi setelah kurang lebih 5 tahun berada di Jogja, rencanaku sempat tidak disetujui oleh kedua orang tuaku. Butuh setahun untuk meyakinkan mereka hingga akhirnya mereka luluh. Tekadku sudah bulat, aku harus kembali ke Jakarta, kota pelabuhan impian-impianku.

Oia sedikit flashback, sebenarnya aku sudah pernah bekerja selama 3 tahun di Jakarta, dari tahun 2008-2011. Pertengahan 2011, aku memantapkan diri untuk mendaftar program pasca sarjana Psikologi Industri dan Organisasi di Jogja, seperti impianku selepas kuliah S1. Maka akupun mendaftar tanpa sepengetahuan orang tua. Setelah diterima, barulah aku menceritakan semuanya dan meminta restu. Mereka,terutama ibu, sangat terkejut. Namun akhirnya mereka gembira karena jarak Jogja-Kebumen yang cukup dekat memungkinkan aku untuk lebih sering pulang.

Selama hidup di Jogja, aku kuliah sambil bekerja di konsultan training SDM. Dan siapa yang menyangka, bahwa rekam jejak ini adalah modalku untuk menjajaki dunia training SDM di Jakarta yang sekarang aku jalani.

Begitulah. Tempat kerjaku sekarang mendekati 90% dengan impianku yang aku visualisasikan setiap hari. Hubungan antar rekan kerja yang positif, leader yang kompeten namun humanis, dan waktu kerja yang fleksibel. Padahal sebelumnya aku kurang yakin dengan usiaku yang lebih dari 30 tahun, apakah masih masuk kriteria perusahaan besar di Jakarta? Seperti yang kita ketahui, trend perusahaan kini adalah merekrut para calon karyawan yang masih muda agar kompensasi energi yang didapatkan sebanding dengan investasi training yang dilakukan perusahaan.

Akan tetapi, kenyataannya, tidak semua perusahaan menerapkan kebijakan ini. Beberapa perusahaan yang bergerak di bidang training HRD justru menekankan pentingnya figur dewasa agar klien tidak meragukan kompetensinya. Nah, aku masuk kaegori ini. Di samping, tentu saja, rezekiNya untukku tidak akan tertukar.
Alhamdulillah.

Jadi, untuk yang sekarang masih galau tentang kemungkinan impiannya terwujud, yakinlah Allah membersamai kalian. Aku sudah membuktikannya. Asal kita tekun berikhtiar dan berdoa dengan sungguh-sungguh, tidak ada yang tidak mungkin.

Allohu Akbar!!!


Comments

Popular posts from this blog

Cultural Leadership

Dear Future Hubby