Posts

Negeri di Awan

Kisah ini terinspirasi dari lagu berjudul sama, dinyanyikan oleh Katon Bagaskara. Tentang seorang guru yang tulus mendidik siswanya. Namanya Pak Afifi. Perawakannya yang pendek, putih dan sipit menjadikannya tampak seperti Samo Hung, aktor legendaris Mandarin kala itu. Beliau adalah guru favorit di sekolah kami. Pembawaannya ramah kepada siapapun, dari kepala sekolah. Beliau seperti buku berjalan bagi kami. Beliau sering menerangkan pelajaran tanpa melihat buku cetak. Saking hafalnya, beliau masih sempat menyisipkan lelucon diantara materi pelajaran. Tapi..ketika ada siswa yang berkali-kali diingatkan untuk tidak berisik dan tetap berisik juga, beliau tak segan-segan melempar mereka dengan kapur tulis. Sehingga, Pak Afifi sangat ditakuti oleh para siswa yang cenderung bandel. Pak Afifi membuat kami belajar bahwa serius dan santai masing-masing ada waktunya. Sepuluh tahun berlalu. Setelah kami menamatkan SMA pun, kami menyempatkan bersilaturahmi ke rumah beliau saat Lebaran. Bahkan

Bunda

Oh bunda ada dan tiada  Dirimu 'kan ada di dalam hatiku... (Bunda, Melly Goeslaw) Tak terasa hari ini kembali kita rayakan hari ibu. Sepertinya baru kemarin, 22 Desember 2015, ketika aku membeli jilbab untuk ibu. Ya, menyayangi ibu memang seharusnya setiap hari, tidak hanya di hari ibu. Namun apa salahnya kita merayakan hari ibu untuk lebih memuliakan beliau?  Ibu, bunda, emak, bundo, biyung. Semua sebutan itu bermuara pada satu sosok. Sosok yang bersedia mengabdikan jiwa dan raganya demi keluarga. Bangun paling awal, tidur paling akhir. Tak pernah kehabisan stok pengertian untuk alpa-alpa anggot a keluarga. Cukup ikhlas untuk mendahulukan kepentingan orang lain dibandingkan kepentingan dirinya.      Hari ini, mari kita renungkan sejenak peran-peran ibu yang selama ini kita anggap biasa. Mari mendoakan kesehatannya. Mari maklumi kekurangannya (karena kitapun tidak sempurna, kan?). Dan..mari berjanji untuk lebih peduli di hari-hari mendatang. Lovr you, ibu :*.

Never Say Never

Have you ever dealt with something you don't like? Something you never imagine to happen, but it happens anyway. I bet everyone of you have experienced this situation. But some might realize it while others didn't. Lucky for those who realize, since only when we're emotionally aware, then we will get meaning. And it's meaning which makes someone holds on a little bit longer, not easy to give up, upon his dreams. I have a story about this case. Not mine actually, my friend's instead. His name is Iskak. Iskak is 20 years old at that time. Having been just accepted as civil servant in Jakarta, he prepared everything to be Jakarta resident. Bringing his family_his wife and a year old little girl_to the capital region of Jakarta. He was so excited to wait that day comes soon. Accompanied by his friend, he surveyed some developers. He knew that house is the first thing he should buy for his little family. In 3 months, he has already found a residence. Not luxurious, b

Menjemput Impian

Tak terasa 3 bulan sudah aku merantau ke Jakarta. Berawal dari keinginan hijrah ke Jakarta lagi setelah kurang lebih 5 tahun berada di Jogja, rencanaku sempat tidak disetujui oleh kedua orang tuaku. Butuh setahun untuk meyakinkan mereka hingga akhirnya mereka luluh. Tekadku sudah bulat, aku harus kembali ke Jakarta, kota pelabuhan impian-impianku. Oia sedikit flashback, sebenarnya aku sudah pernah bekerja selama 3 tahun di Jakarta, dari tahun 2008-2011. Pertengahan 2011, aku memantapkan diri untuk mendaftar program pasca sarjana Psikologi Industri dan Organisasi di Jogja, seperti impianku selepas kuliah S1. Maka akupun mendaftar tanpa sepengetahuan orang tua. Setelah diterima, barulah aku menceritakan semuanya dan meminta restu. Mereka,terutama ibu, sangat terkejut. Namun akhirnya mereka gembira karena jarak Jogja-Kebumen yang cukup dekat memungkinkan aku untuk lebih sering pulang. Selama hidup di Jogja, aku kuliah sambil bekerja di konsultan training SDM. Dan siapa yang menyangka,

Good Time

I wake at the twilight It's gonna be alright... We don't even have to try it's always a good time (Good Time, Owl City) Petikan lirik lagu di atas mengingatkan saya tentang sebuah organisasi yang saya ikuti semasa menjadi mahasiswa di Unsoed Purwokerto. Namanya Student English Forum (SEF). Sebagai sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) berbasis bahasa Inggris, persepsi "eksklusivitas" sudah biasa diterima. Bahkan itupun kesan pertama ketika mendaftar sebagai calon organizer SEF,  yang biasa disebut SEFer. Namun, setelah saya akhirnya diterima menjadi SEFer, kesan tersebut perlahan menghilang dan berganti dengan kenyamanan. Bagaimana prosesnya? Apakah dengan melakukan sesuaty yang terlihat "wow"? Traveling ke tempat yang sedang nge-hits? Atau makan di cafe unik? Ternyata tidak. Kenyamanan kami terbentuk dari hal-hal sederhana. Kami sering "touring" untuk menjenguk rekan yang sedang Kuliah Kerja Nyata (KKN). Walaupun lokasinya jauh dan te

Resep Andalan Anak Kos

Hai, guys! Kamu anak kos? Bosan dengan menu rendang balado, soto mie, iga bakar, sate ayam...yang semuanya dalam bentuk mie instan? Berikut saya bagikan beberapa bahan dan resep kreatif yang bisa kamu coba : 1. Selalu sediakan saus sambal. Kalau telur ceplok/dadar sudah terlalu mainstream, kamu bisa coba telur kacau (scramble egg) yang dikocok dengan saus sambal.  2. Ingin sayuran tapi males ribet? Cukup beli sayuran bahan sop 1 bungkus dan 1 bungkus kaldu ayam, lalu goreng bersama telur kocok tadi. Jadilah capcay.  3. Berhubung harga kopi di starbucks selangit, yuk bikin sendiri? Campurkan 1 bungkus kopi instan (saya pakai good day yang punya aneka rasa)dan 1 bungkus minuman serbuk coklat (saya pakai milo), masukkan beberapa bongkah es batu, lalu shake dalam tumbler selama 2 menit. Tadaa..minuman starbucks ala-ala siap dinikmati.  4. Saat cuaca dingin, ingin cemilan yang mengenyangkan? Sediakan mentega dan susu. Tinggal beli jagung rebus, serut, campurkan mentega dan milo. Jadilah

Dokter yang Manusiawi

Siang tadi saya memenuhi janji dengan dokter gigi di RSGM UI, Salemba. Saya berangkat dari Jagakarsa jam 08.30 WIB. Diawali dari naik angkot S 15, lanjut M16, lalu M 01, saya perkirakan perjalanan ini akan memerlukan waktu sekitar 1,5 jam. Sengaja saya tidak memakai gojek seperti 2 hari yang lalu. Padahal dengan gojek, cukup 30 menit sudah sampai klinik, hehe. Tapi saya ingin menantang diri untuk menempuh cara "konvensional". Saya penasaran berapa durasi faktualnya, meski sudah tree terbayang rasa deg-degan mengingat jam pendaftaran ditutup jam 11.  Saya melirik arloji. Jam 09.30 WIB. Alamak, ini M 16 masih terjebak macet (untung bukan terjebak nostalgia :D) di Jln.Otista. Masih mendingan sebenarnya. Mobil masih bisa berjalan meski pelan2. Tiba-tiba handphone saya berdering. Dari drg.Arni yang akan menangani saya. Dia mengabarkan kalau hari ini RSGM UI hanya akan buka sampai jam 12 karena staf&karyawannya akan melakukan perjalanan wisata. Saya iyakan saja dulu, tapi dal