Good Time

I wake at the twilight
It's gonna be alright...
We don't even have to try
it's always a good time
(Good Time, Owl City)

Petikan lirik lagu di atas mengingatkan saya tentang sebuah organisasi yang saya ikuti semasa menjadi mahasiswa di Unsoed Purwokerto. Namanya Student English Forum (SEF). Sebagai sebuah Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) berbasis bahasa Inggris, persepsi "eksklusivitas" sudah biasa diterima. Bahkan itupun kesan pertama ketika mendaftar sebagai calon organizer SEF,  yang biasa disebut SEFer.

Namun, setelah saya akhirnya diterima menjadi SEFer, kesan tersebut perlahan menghilang dan berganti dengan kenyamanan. Bagaimana prosesnya? Apakah dengan melakukan sesuaty yang terlihat "wow"? Traveling ke tempat yang sedang nge-hits? Atau makan di cafe unik? Ternyata tidak.

Kenyamanan kami terbentuk dari hal-hal sederhana. Kami sering "touring" untuk menjenguk rekan yang sedang Kuliah Kerja Nyata (KKN). Walaupun lokasinya jauh dan terpencil, kami tetap bersedia mengusahakannya. Kemudian, kami juga sering saling menghampiri satu sama lain, hanya demi menemani salah satu teman belanja bulanan di supermarket. Jadi bisa saja 1 orang yang berkepentingan ditemani oleh 10 orang. Mau tahu yang lebih gila? Kami pernah berbondong-bondong menjemput alumni di stasiun pukul 23.00 WIB. Atau makan di angkringan seusai meeting yang baru selesai jam 2 pagi. Semua kegiatan tersebut kami lakukan antar generasi sehingga tidak ada kesenjangan.

Buat saya, SEF adalah satu dari sedikit komunitas yang membuktikan bahwa hal-hal hebat tidak harus kekinian. Karena ada yang jauh lebih penting : ketulusan.

#30DaysWritingChallenge_18thdays

Comments

Popular posts from this blog

Cultural Leadership

Menjemput Impian

Dear Future Hubby